MENU

Selasa, 07 Agustus 2012

Petani Karet di Banyuasin Terpukul

SRIPOKU.COM, PANGKALANBALAI - Petani karet di Banyuasin menjelang Idul Fitri 1433 H kian terpuruk. Harga karet mingguan yang biasanya Rp 13 ribu perkilogram kini hanya dibeli para toke seharga Rp 8.000 perkilogram. Tentunya turunnya harga karet ini membuat bingung para petani karet terutama dalam memenuhi kebutuhan lebaran tahun ini. 
 "Harga Rp 8000 perkilogram untuk karet basah mingguan ini lumayan dibanding sebulan lalu yang harganya Rp 6.000 perkilogram," kata Ali Yusman, warga Desa Tanjung Kepayang kepada Sripoku.com, Senin (6/8/2012). Tetapi kondisi sekarang getah karet sedikit karena musim kemarau dan harga murah sehingga membuat petani menderita. "Apalagi semua kebutuhan pokok harganya sudah merangka naik, jadi kami petani karet ini sangat susah," katanya. Dulu dengan harga Rp 13.000 perkilogram untuk karet basah mingguan sangat membantu petani, tetapi sekarang dengan harga Rp 8.000 membuat para petani harus putar otak untuk mencari uang tambahan. "Harapan kami kondisi ini menjadi perhatian pemerintah agar ribuan petani karet yang ada di banyuasin ini tidak semakin terpuruk," katanya. Dijelaskan, memang untuk getah karet kering dibeli seharga Rp 10.000 perkilogram dan cukup lumayan. Tetapi karena ada kebutuhan mendesak, para petani jarang menjual sistem bulanan. "Kebanyakan petani menjual getah basah sistem mingguan, untuk bulanan ini biasanya petani yang cukup modal dalam memenuhi kebutuhan pokok," tandasnya. Penulis : Saifudin Zuhri Editor : Soegeng Haryadi